Sabtu, 16 Oktober 2010

Peluang Kerja di Singapura

Kini terbuka kesempatan memanfaatkan terbukanya peluang tenaga kerja di Singapura. Di antaranya, kebutuhan domestic worker (penata laksana rumah tangga) yang diperkirakan mencapai 70.000 per tahun merupakan potensi yang bisa dioptimalkan.

Duta Besar Indonesia untuk Singapura, Wardana mengatakan, kebijakan pemerintah negara itu sangat terbuka terhadap tenaga kerja asing. Jumlah serapannya pun relatif besar, baik bagi tenaga kerja profesional maupun penata laksana rumah tangga.

”Kebutuhannya cukup besar dan ditunjang kebijakan pemerintahnya yang terbuka terhadap tenaga kerja asing,” ujarnya di sela-sela Sarasehan Ketenagakerjaan di Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jabar, di Bandung, Selasa (12/10). Pada kesempatan itu, juga ditandatangani nota kesepahaman (MOU) antara Disnakertrans Jabar dan Asosiasi Perusahaan Tenaga Kerja Indonesia (Apjati).

Dia memaparkan, saat ini dari 161.000 WNI yang berada di Singapura, terdapat 86.000 yang berprofesi sebagai PLRT, kemudian 12.400 berprofesi sebagai pelaut, dan 16.000 sebagai profesional. “Jumlah tenaga kerja asal Indonesia cukup banyak dan masih berpotensi untuk meningkat. Termasuk Jabar, yang juga memiliki peminat yang cukup tinggi,” katanya.

Kendati demikian, Wardana mengungkapkan, kemampuan berbahasa asing masih menjadi kendala utama bagi tenaga kerja asal Indonesia. Padahal, kemampuan itu sangat berperan untuk kelancaran komunikasi.

Menyinggung permasalahan kemampuan berbahasa asing itu, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengatakan akan memperkuat kemampuan tersebut melalui pelatihan sebelum para TKI diberangkatkan. Dia berencana meningkatkan kapasitas pelatihan di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN).

”Kami akan kaji. Diharapkan ke depan bisa ditingkatkan, apalagi jika melihat tingginya minat sejumlah negara terhadap tenaga kerja asal Jabar,” ujarnya.

Kadisnakertrans Jabar Mustopa Djamaluddin mengungkapkan, setahun beroperasi BLTKLN baru dapat menyelenggarakan empat pelatihan dengan jumlah peserta masing-masing lima puluh orang. “Peminatnya sangat banyak. Hanya, kapasitas saat ini masih terbatas,” katanya.

Sementara, jika melihat tingginya permintaan dari sejumlah negara, Mustopa mengungkapkan, idealnya dalam setahun BLTKLN mampu melatih hingga lima ribu calon TKI.

Mustopa memaparkan, untuk 2011, jumlah permintaan tenaga kerja Jabar telah mencapai 72.000 bagi berbagai profesi, di antaranya pekerja konstruksi, perkapalan, perawat, dan perhotelan. Negara yang meminta di antaranya Jepang, Hong Kong, Malaysia, New Zealand, dan Timur Tengah. (A-188/A-147)***

0 komentar:

Posting Komentar

Penayangan bulan lalu

 
TORAJA CYBER VACANCIES Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template